Untuk temenku

Seperti hari-hari biasanya, jam 15.00 pulang dari kantor. Tapi hari itu saya tidak ingat klo ada jadwal kuliah dan saya pun brangkat ke kampus jam 15.10. Dengan perasaan yang tak menentu karena takut telat masuk kuliah, akhirnya ku kebut motor yang ku kendarai. Setelah sampai di kampus, ternyata tidak ada satu pun mahasiswa yang berada di luar ruangan. Diluar ruangan itu, saya terdiam diri sejenak guna melepas kelelahan setelah kebut-kebutan dan karena bingung juga, saya mencoba menelpon guru SMK dulu yang kebetulan sekarang satu kelas dengan saya. Dan alhamdulillah beliaupun memberi tahu dimana kegiatan belajar mengajar itu berlangsung. Saya pun langsung beranjak ke ruangan itu.
Sebelum masuk ke ruangan itu, ku ketuk pintu dan mengucapkan salam. Dosen pun segera membukakan pintu yang sudah terkunci itu. Dengan perasaan yang penuh salah saya pun meminta maaf ke beliau, dan beliau pun langsung menyuruhku untuk segera menyanyikan lagu daerah. Karena dulu pada saat pertemuan pertama antara beliau dengan kami sempat membuat kesepakatan yang intinya barangsiapa yang telat masuk kuliah harus menyanyikan lagu daerahnya masing-masing. Saat itu ku nyanyikan lagu Panon Hideung karena dosen yang mengajar mata kuliah English 4 itu berasal dari Jawa Barat.
Setelah selesai menyanyikan lagu itu, saya langsung di suruh duduk bersama mahasiswa lainnya. Kebetulan saat itu di barisan depan dan belakang sudah di tempati oleh mahasiswa yang lainnya. Akhirnya saya duduk di barisan ke-3 dari depan. Sebelum duduk saya meminta izin dahulu ke orang yang ada di sebelah bangku yang kosong. Ia pun mengizinkan.
Setelah beberapa menit mengikuti pembelajaran itu, Ibu dosen itu meminta izin keluar ruangan karena beliau di telepon oleh anaknya. Dengan memanfaatkan kesempatan itu, saya langsung berbicara ke salah seorang mahasiswi yang kebetulan dia duduk di sebelah kanan saya. Saya cuma berusaha untuk mengingatkan dia, karena 2 buah kancing bajunya itu terbuka dan secara tidak langsung ”si kembar”nya bebas menghirup udara segar.
Sekitar 5 menit saya menasihati dia, tak ku sangka matanya langsung berbinar-binar dan kebetulan dosen kembali lagi ke ruangan. Dan dosenpun kembali memberikan pelajarannya.
Selama kurang lebih 50 menit belajar bersama, akhirnya bel tanda selesai mata kuliah tersebut dan dosenpun keluar ruangan yang diikuti oleh mahasiswa lainnya. Sebelum keluar ruangan, saya meminta maaf dulu ke dia karena barangkali nasihatku itu menyinggung perasaan dia. Dan saya pun ke luar ruangan.
Beberapa menit kemudian, dari kejauhan saya lihat hanya dia saja yang masih duduk di ruangan itu. Beberapa saat kemudian, salah satu teman mahasiswinya menghampiri dia. Saya tidak tahu apa yang mereka bicarakan disana.
Setelah 20 menitan merekapun keluar ruangan dan ku lihat dia tidak menangis lagi.
Alhamdulillah, keesokan harinya dia memakai pakaian yang menutup auratnya. Setelah melihat itu, kemudian saya berharap semoga dia benar-benar bisa merubah penampilan dan semoga Allah memberikan hidayah dan smoga Allah mengampuni semua dosanya. Amin.

Artikel yang berhubungan diantaranya :



0 komentar:

Post a Comment


Copyright 2013 Wasum Diwa