Tarbiyah Terpadu

Sore itu, seperti biasanya saya ada pertemuan LIQO di Sabilul Huda dan tanpa pikir panjang saya dan Ridwan pun pergi ke Sabilul Huda. Setelah sampai di sana ternyata sudah banyak orang yang sedang melaksanakan Sholat Maghrib Berjamaah. Kami pun langsung mengambil air wudlu dan bergegas mengikuti sholat itu. Dan ternyata sholat Maghribnya sudah dalam rakaat ke-3. Kamipun jadi makmum masbuk.
Setelah sholat selesai, merekapun masih tetap berkumpul di mesjid yang biasa di jadikan LIQO. Saya merasa heran dan lantas bertanya ke Ridwan “Ada acara apa lagi ya? Kok sekarang lebih banyak Ikhwannya?” “Tidak tau ya Akhi” Jawab Ridwan.
Setelah beberapa lama, akhirnya murobbi pun menemui kami lantas beliau berkata “Afwan, mungkin liqo minggu ini tidak bisa dilaksanakan. Karena DPD Partai Kami sedang mengadakan kegiatan Tarbiyah Terpadu sekota Cirebon dan dari pada antum tidak ada kegiatan, bagaimana kalo antum mengikuti acara ini?” Awalnya sempat ada penolakan dalam hati ini, tapi setelah dipikir tentang manfaatnya akhirnya kamipun menyetujui ajakan itu.
Bayar administrasi, bawa perlengkapan sholat, jaket, dan pakaian ganti adalah semua perlengkapan yang harus dibawa untuk mengikuti acara itu. Setelah diberitahu ttg hal itu, akhirnya kami kembali ke PUI dan mempersiapkan semua kebutuhan itu.
Setelah 30 menit mempersiapkan semuanya, akhirnya kami pun berangkat kembali ke Sabilul Huda. Di sana kami disatukan dengan kelompok Kec. Lemah Wungkuk.
Sekitar pukul 20.00, semua peserta diharapkan berkumpul di lapangan karena akan ada pemberian materi tentang pentingnya konsentrasi pikiran, melatih kesabaran dan keikhlasan dan yang paling mengesankan adalah materi ttg perang yang terjadi pada jaman Rasulullah. Dalam sesi ini banyak terdengar kata Takbir yang bisa membangkitkan semangat. Akhirnya sesi ini telah dapat diselesaikan dalam waktu satu setengah jam.
Acara yang selanjutnya adalah tidur bersama. Tepat pukul 00.30 akhirnya kami semua dibangunkan oleh panitia dan di suruh untuk berkumpul kembali di lapangan. Karena akan dilaksanakan sesi selanjutnya. Sesi ini adalah yang akan melatih kita dalam bekerja sama, pengaturan siasat dan mengukur tingkat kehati-hatian. Sesi ini adalah sesi mempertahankan hidup yang diibaratkan kita sedang berperang.
Dalam sesi ini semua peserta di bagi ke dalam 2 kelompok. Hamas (18 peserta) dan Naruto (19 peserta) adalah nama kelompok itu dan Alhamdulillah saya satu kelompok dengan Ridwan dan dia jugalah yang terpilih menjadi Jendral perangnya. Jendral perang inilah yang menjadi incaran lawan. Karena nyawa semua pasukan tergantung dari nyawa jendralnya. Kalau jendralnya tertangkap atau mati berarti semua pasukan mati juga walaupun ada sebagian pasukan yang masih hidup.
Untuk menandakan mati atau hidupnya peserta adalah ikat kepala yang ada pada kepala mereka. Kalau ikat kepalanya masih ada berarti mereka masih hidup.
Siasat perang dan sandi pengenal pun telah diatur. Tepat jam 01.00 perangpun telah dimulai. Awalnya peperangan itu tidak terlalu menarik, tapi setelah ada panitia yang menyamar menjadi peserta dan menyusup ke benteng pertahanan masing-masing, akhirnya perang gerilya pun terjadi sangat sengit. Dari dua kelompok itu banyak peserta yang gugur.
Setelah berlangsung selama satu setengah jam, anggota kami tinggal 8 orang dan dari pihak lawan tinggal 4 orang. Akhirnya kami pun memutuskan untuk maju melawan. Satu persatu lawan pun dilumpuhkan. Namun kami menemukan kesulitan karena mencari Jendral yang tidak kunjung tertangkap. Setelah mengepung benteng lawan, salah satu dari kawan kami pun memberitahukan bahwa jendral lawan itu berada di atas pohon. Dari pihak kami tidak ada yang berani memanjat pohon, karena jendralnya itu berada di dahan yang paling tinggi. Dari pihak kami sempat ada yang bilang “Itu jendral apa kingkong sich? Kok manjat pohonnya hebat amat?”.
Kamipun tidak kehabisan akal. Salah satu caranya adalah disiram pake air campur pasir. Sampai air dan pasirnya habis dipergunakan tapi jendral itu tetap bertahan sampai bunyi penanda permainan telah selesai. Dalam peperangan ini, pihak lawan yang masih bertahan adalah hanya jendralnya saja dan dari pihak kami adalah 1 jendral dan 7 anak buahnya.
Hikmah yang bisa di petik dari sesi ini diantaranya adalah :
  1. Melatih kesabaran dan keikhlasan
  2. Tanggung Jawab seorang pemimpin
  3. Pentingnya bekerja sama
  4. Pentingnya ketelitian dalam bekerja
  5. dan Kepatuhan terhadap perintah Jendral/Atasan
Setelah sesi ini akan dilanjutkan dengan qiyamul lail dan sholat shubuh berjamaah, siraman rohani, Senam ala salah Parpol peserta Pemilu 2009 dan Latihan Dasar Fisik (Muqayam). Tepat pukul 08.30 dilaksanakan makan pagi bersama dan dilanjutkan dengan pemberian materi tentang Komunikasi Effektif. Sekitar jam 11.00 s.d 12.30 adalah waktunya Pembagian Amunisi Parpol dan menentukan daerah yang akan dibagikan amunisi itu, dan Sholat berjamaah.
Dalam pembagian wilayah ini, saya, Ridwan beserta Murobbi kami dipercaya untuk menyebarkannya di wilayah Kel. Pegambiran Kec. Lemah Wungkuk Kota Cirebon dan Alhamdulillah semua amunisi telah habis di bagikan dan tepat jam 15.30 kami kembali ke Sabilul Huda. Tepat pukul 16.30 kamipun kembali ke tempat asal masing-masing.

Artikel yang berhubungan diantaranya :



0 komentar:

Post a Comment


Copyright 2013 Wasum Diwa