Komitmen Muslim Kepada Harakah Islamiyah (Bag.2)

Saya Harus meng-Islamkan Ibadah Saya.
Ibadah adalah puncak ketundukan dan pengakuan atas keagungan zat yang diibadahi. Islam menghendaki agar seluruh kehidupan merupakan pengabdian , ibadah dan keta’atan. ( QS Adz-Dzaariyat : 56 ) dan (QS Al An’am : 162).
Agar saya dapat mengislamkan ibadah saya, maka saya harus :
  1. Menjadikan ibadah saya hidup dan tersambung dengan Al-Ma’bud (Allah). Dan ini taraf Ihsan dalam ibadah.
  2. Menjadikan ibadah saya khusyu sehingga saya dapat merasakan hangatnya hubungan dan mesranya kekhusyuan.
  3. Beribadah dengan hati yang hadhir (penuh kesadaran) dan menjauhkan pemikiran tentang kesibukan dunia dan problematik yang terjadi di sekitar saya.
  4. Tidak pernah merasa kenyang dalam beribadah. Saya harus terus mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah-ibadah nafilah.
  5. Memelihara qiyamulail dan melatih diri agar terbiasa melakukannya, karena qiyamullail merupakan salah satu pembangkit iman yang paling kuat. (QS Al-Muzzamil : 6), (Adz-Dzariyat : 17-18) dan (As-Sajadah : 16)
  6. Mempunyai waktu khusus untuk mengkaji dan merenungkan Al Quran terutama di waktu Subuh. (QS Al-Isra : 78). Disertai tadabbur (merenungkan), tafakkur (memikirkan) dan perasaan haru. (QS Al-Hasyr :21).
  7. Menjadikan do’a sebagai mi’roj saya kepada Allah dalam segala urusan kehidupan karena do’a adalah sumsum ibadah, dan saya harus menjaga doa - doa yang ma’tsur (datang dari Rasulullah SAW). (QS Al Ghoofir : 60).
Saya Harus mengIslamkan Akhlak Saya
Akhlaq mulia adalah tujuan asasi dari Risalah Islamiyah. (QS Al-Hajj : 41) dan (QS Al Baqarah : 177). Akhlaq mulia harus dibuktikan dalam amal perbuatan sekaligus buah iman. Akhlaq mulia terlahir dari ibadah. (QS Al Ankabuut : 45).
Diantara sifat-sifat penting yang harus dimiliki seseorang agar dapat mengislamkan akhlaqnya :
  1. Bersikap wara’ (menjauhkan diri) dari perkara-perkara syubhat.
  2. Menundukkan pandangan. Karena pandangan dapat membangkitkan nafsu birahi dan merangsang pelakunya untuk terjerumus ke dalam dosa dan maksiat. (QS An Nur : 30).
  3. Menjaga lidah. Seorang muslim hendaknya menjaga lidahnya dari pembicaraan tak berguna, obrolan-obrolan kotor, kata-kata dan ungkapan yang buruk serta seluruh perkataan sia-sia, ghibah dan fitnah.
  4. Rasa malu tanpa kehilangan keberanian dan kebenaran. Tidak mencampuri urusan orang lain, menundukkan pandangan, rendah hati, tidak meninggikan suara, qonaah (merasa cukup dengan yang ada), dan lain-lain.
  5. Lemah lembut dan sabar. Jalan dakwah sarat dengan kesulitan, penganiayaan, intimidasi, tuduhan, celaan, dan olok-olok yang merupakan konsekuensi logis bagi mereka yang aktif dengan pergerakan Islam agar semangat mereka mengendur, gerakan mereka lumpuh dan mereka akhirnya berpaling dari jalan dakwah. (QS Asyura: 43), (Al Hijr : 85), (As Shad : 10), (An Nur : 22), dan (Al Furqan : 63).
  6. Jujur. Berani mengatakan yang benar, meskipun mengandung resiko bagi dirinya, tanpa takut celaan orang lain.
  7. Tawadhu (rendah hati).
  8. Menjauhi perasangka, ghibah dan mencari-cari aib orang Islam. (QS Al Hujurat : 12) dan (QS Al-ahzab : 58).
  9. Murah hati dan dermawan.
  10. Qudwah Hasanah (teladan yang baik). Di kalangan manusia dan menerjemahkan prinsip-prinsip serta aturan-aturan islam dengan amal nyata ketika makan, minum, berpakaian, berbicara, bepergian, berada di rumah dan dalam segala gerak dan diamnya.

Artikel yang berhubungan diantaranya :



0 komentar:

Post a Comment


Copyright 2013 Wasum Diwa