Saya Harus meng-Islamkan Ibadah Saya.
Ibadah adalah puncak ketundukan dan pengakuan atas keagungan zat yang diibadahi. Islam menghendaki agar seluruh kehidupan merupakan pengabdian , ibadah dan keta’atan. ( QS Adz-Dzaariyat : 56 ) dan (QS Al An’am : 162).Agar saya dapat mengislamkan ibadah saya, maka saya harus :
- Menjadikan ibadah saya hidup dan tersambung dengan Al-Ma’bud (Allah). Dan ini taraf Ihsan dalam ibadah.
- Menjadikan ibadah saya khusyu sehingga saya dapat merasakan hangatnya hubungan dan mesranya kekhusyuan.
- Beribadah dengan hati yang hadhir (penuh kesadaran) dan menjauhkan pemikiran tentang kesibukan dunia dan problematik yang terjadi di sekitar saya.
- Tidak pernah merasa kenyang dalam beribadah. Saya harus terus mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah-ibadah nafilah.
- Memelihara qiyamulail dan melatih diri agar terbiasa melakukannya, karena qiyamullail merupakan salah satu pembangkit iman yang paling kuat. (QS Al-Muzzamil : 6), (Adz-Dzariyat : 17-18) dan (As-Sajadah : 16)
- Mempunyai waktu khusus untuk mengkaji dan merenungkan Al Quran terutama di waktu Subuh. (QS Al-Isra : 78). Disertai tadabbur (merenungkan), tafakkur (memikirkan) dan perasaan haru. (QS Al-Hasyr :21).
- Menjadikan do’a sebagai mi’roj saya kepada Allah dalam segala urusan kehidupan karena do’a adalah sumsum ibadah, dan saya harus menjaga doa - doa yang ma’tsur (datang dari Rasulullah SAW). (QS Al Ghoofir : 60).
Diantara sifat-sifat penting yang harus dimiliki seseorang agar dapat mengislamkan akhlaqnya :
- Bersikap wara’ (menjauhkan diri) dari perkara-perkara syubhat.
- Menundukkan pandangan. Karena pandangan dapat membangkitkan nafsu birahi dan merangsang pelakunya untuk terjerumus ke dalam dosa dan maksiat. (QS An Nur : 30).
- Menjaga lidah. Seorang muslim hendaknya menjaga lidahnya dari pembicaraan tak berguna, obrolan-obrolan kotor, kata-kata dan ungkapan yang buruk serta seluruh perkataan sia-sia, ghibah dan fitnah.
- Rasa malu tanpa kehilangan keberanian dan kebenaran. Tidak mencampuri urusan orang lain, menundukkan pandangan, rendah hati, tidak meninggikan suara, qonaah (merasa cukup dengan yang ada), dan lain-lain.
- Lemah lembut dan sabar. Jalan dakwah sarat dengan kesulitan, penganiayaan, intimidasi, tuduhan, celaan, dan olok-olok yang merupakan konsekuensi logis bagi mereka yang aktif dengan pergerakan Islam agar semangat mereka mengendur, gerakan mereka lumpuh dan mereka akhirnya berpaling dari jalan dakwah. (QS Asyura: 43), (Al Hijr : 85), (As Shad : 10), (An Nur : 22), dan (Al Furqan : 63).
- Jujur. Berani mengatakan yang benar, meskipun mengandung resiko bagi dirinya, tanpa takut celaan orang lain.
- Tawadhu (rendah hati).
- Menjauhi perasangka, ghibah dan mencari-cari aib orang Islam. (QS Al Hujurat : 12) dan (QS Al-ahzab : 58).
- Murah hati dan dermawan.
- Qudwah Hasanah (teladan yang baik). Di kalangan manusia dan menerjemahkan prinsip-prinsip serta aturan-aturan islam dengan amal nyata ketika makan, minum, berpakaian, berbicara, bepergian, berada di rumah dan dalam segala gerak dan diamnya.
0 komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Post a Comment