Komitmen Muslim Kepada Harakah Islamiyah (Bag.1)

Kali ini saya akan membahas tentang Buku yang berjudul Komitmen Muslim Kepada Harakah Islamiyah yang ditulis oleh Fathi Yakan yang diterbitkan oleh Penerbit Najah Pers di Jakarta tahun 1999 (Cetakan Kedua). Dibawah ini adalah hasil resume yang telah saya buat dari buku tersebut.
Komitmen kepada islam bukanlah komitmen warisan atau keturunan. Bukan pula komitmen sebatas penampilan luar. Melainkan komitmen kepada ajaran Islam, komitmen terhadap Islam dan menyesuaikan diri dengan Islam dalam seluruh aspek kehidupan.
Saya Harus mengIslamkan Aqidah Saya.
Syarat pertama dalam berkomitmen dan menisbahkan diri kepada Islam adalah Aqidah seorang muslim harus lurus dan benar, sesuai dengan tuntunan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah SAW.
Agar Saya dapat mengIslamkan Aqidah saya, maka wajib bagi saya untuk :
  1. Mengimani bahwa pencipta alam semesta ini adalah Ilah Yang Maha Bijaksana, Maha Kuasa, Maha Mengetahui, Maha Berdiri Sendiri. Lihat QS Al Anbiya’ : 22.
  2. Mengimani bahwa Al-Kholiq menciptakan alam semesta ini tidaklah dengan sia-sia dan percuma, karena Dzat yang memiliki sifat Kamal (kesempurnaan) tidak mungkin melakukan sesuatu yang sia-sia. Lihat QS Al Mu’minun : 115-116.
  3. Mengimani bahwa Allah SWT telah mengutus para Rosul dan menurunkan kitab-kitab untuk memperkenalkan Dzat-Nya kepada manusia, menjelaskan tujuan penciptaan, serta asal dan tempat kembali mereka kelak. Lihat QS An-Nahl : 36.
  4. Mengimani bahwa tujuan diciptakannya manusia adalah untuk mengenal Allah SWT, seperti yang Dia terangkan, serta untuk taat dan mengabdi kepada-Nya. Lihat QS Adz-Dzariyat : 56-58
  5. Mengimani bahwa balasan bagi Mu’min yang taat adalah jannah dan bagi orang kafir yang ma’shiat adalah neraka. Lihat QS Asy-Syura : 7.
  6. Mengimani bahwa manusia melakukan kebaikan maupun kejahatan atas pilihan dan kehendaknya sendiri. Akan tetapi ia tidak dapat melakukan kebaikan kecuali dengan taufiq dari Allah SWT dan tidak melakukan kejahatan atas paksaan dari Allah SWT. Lihat QS Asy-Syam : 7-10 dan Al-Mudatsir :38.
  7. Mengimani bahwa tasyri’ (pembuatan hukum) hanyalah hak Allah semata yang tidak boleh dilangkahi. Seorang ‘alim boleh berijtihad dalam mengambil kesimpulan (istinbath) hukum dalam lingkup yang disyari’atkan oleh Allah. Lihat QS Asy-Syura : 10.
  8. Mengetahui nama-nama serta sifat-sifat yang layak dan sesuai dengan keagungan Allah
  9. Merenungkan ciptaan Allah dan bukan Dzat-Nya, dalam rangka mengikuti perintah Rasulullah SAW
  10. Meyakini bahwa pendapat salaf lebih utama diikuti untuk menutup peluang ta’wil dan ta’thil (tidak memberlakukan makna dari sebuah lafadz) serta menyerahkan makna hakiki dari nama-nama dan sifat-sifat Allah itu hanya kepadaNya.
  11. Mengabdi kepada Allah dengan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, sesuai dengan misi da’wah yang dibawa oleh setiap Rasul yang menyeru manusia untuk mengabdikan diri hanya kepada Allah dengan tidak tunduk kepada selain-Nya. Lihat QS An-Nahl : 36.
  12. Merasa takut oleh-Nya dan tidak merasa takut oleh selain Dia. Dan hendaknya rasa takut yang ada pada saya mendorong saya untuk menjauhkan diri dari perbuatan yang dibenci dan diharamkan oleh-Nya. Lihat QS An-Nur : 52) dan QS Al-Mulk : 12.
  13. Berdzikir kepada-Nya secara berkelanjutan. Diam saya harus berfikir, berkata saya harus merupakan dzikir. Dan dzikir kepada Allah merupakan obat spiritual yang ampuh dan senjata yang hebat untuk menghadapi tantangan zaman dan segala bencana yang menimpa kehidupan. Lihat QS Ar-Rad : 28 dan QS Az Zukhruf ; 36-37.
  14. Mencintai Allah sampai hati saya dikuasai oleh-Nya dan terkait erat dengan-Nya sehingga mendorong diri saya untuk terus menambah amal baik, berkorban dengan berjihad di jalan-Nya. Lihat QS At-Taubah : 24.
  15. Bertawwakal kepada Allah dalam segala urusan saya. Sikap ini dapat menumbuhkan kekuatan jiwa dan semangat yang membuat kesulitan seperti apapun menjadi mudah. Lihat QS At-Thalaq : 3.
  16. Bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmatNya dan karunia-karuniaNya yang tak terhingga. Lihat QS An Nahl : 78, QS Yasin : 33-35 dan QS Ibrahim : 7.
  17. Beristighfar secara dawam (berkelanjutan), karena istighfar dapat menghapus kesalahan, memperbaharui taubat dan iman serta dapat nmenumbuhkan perasaan tenang dan tentram. Lihat QS An Nisa : 110 dan QS Ali Imran : 135.
  18. Menyadari bahwa diri selalu dimonitor oleh-Nya, kapan saja dan dimana saja (Muroqobah). Lihat QS Al-Mujadilah : 7.



Artikel yang berhubungan diantaranya :



0 komentar:

Post a Comment


Copyright 2013 Wasum Diwa